Festival Memedi Sawah Dan Ngliwet Di Laboratorium Budaya Candran, Imogiri



Desa Wisata Candran Kebonagung Imogiri Bantul Yogyakarta sejak Sabtu-Minggu (8-16/12) menjadi tempat penyelenggaraan Festival Budaya Kedaulatan Pangan dalam bentuk Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet.

Festival Budaya Kedaulatan Pangan Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet diselenggarakan Program Study Diploma Bahasa Perancis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Global Culture Institute UGM, Museum Tani Jawa Indonesia serta Dinas Pariwisata DIY dan Pemkab Bantul.

Sejumlah kegiatan seni budaya ditampilkan dalam Festival Budaya Kedaulatan Pangan yang digelar kali ketiga di halaman Museum Tani Jawa Indonesia di Desa Wisata Candran. Kegiatan seni budaya tersebut adalah pentas musikal memedi sawah, festiva ngliwet, pertunjukan karawitan, tradisi cokekan.

Festival Memedi Sawah akan berlangsung 8-16 Desember. Festival Ngliwet akan berlangsung 9 Desember, Sayembara Foto Memedi Sawah dan Ngliwet akan berlangsung 8-16 Desember, Sayembara Menulis Surat untuk Memedi Sawah pada 8-14 Desember serta Pentas Kesenian Tradisional tanggal 8-16 Desember.

Selain itu juga diselenggarakan jagongan tani (diskusi) dengan tema Budaya Membangun Kedaulatan Pangan. Di depan Museum Tani Jawa Indonesia terhampar petak sawah dengan ditumbuhi tanaman padi yang baru beberapa minggu melewati masa tanam.

Di petak-petak sawah itu, dipasangi berbagai bentuk memedi sawah oleh masyarakat Desa Wisata Candran. Tampah tulisan Desa Candran dengan ukuran huruf yang besar dipasang di beberapa pohon ditengah pematang sawah.

Memedi sawah pada Festival Budaya Kedaulatan Pangan yang dipasang di tengah lahan pertanian ini tidak hanya hadir sebagai pengusir hama tapi juga pelindung padi. Memedi sawah juga simbol nilai kejuangan dan kearifan kaum petani yang menjadi tulang punggung kedaulatan pangan.

Pembukaan Festival Kedaulatan Pangan Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet dibuka Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam IX dengan pemukulan kenthongan. Paku Alam IX juga meminta Patrick Oliveri, pemenang penulisan essay tentang Indonesia oleh Kedutaaan Besar Indonesia di Amerika Serikat.

Pembukaan Festival Kedaulatan Pangan Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet juga diisi dengan pentas musikal memedi sawah “Musikal Kaleng #2” yang dilakukan mahasiswa Program Studi Bahasa Perancis Sekolah Vokasi UGM serta kelompok musik gejog lesung Desa Wisata Candran.

Pentas musikal memedi sawah “Musikal Kaleng #2” merupakan hasil penataan komposisi Memet Chairu Slamet bekerjasama dengan penata instalasi bunyi, Dody Precil, serta penata gaya dan komposisi gerakn dan nyanyian Kenyut Y. Purbo sereta manajer artistik, Giana Sudaryono.

Paku Alam IX memberi sambutan mewakili Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono mengatakan, Festival Buday Kedaulatan Pangen Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet menambah ragam unjuk kerja masyarakat tani dan seniman.

Festival Buday Kedaulatan Pangen Festival Memedi Sawah dan Festival Ngliwet perlu didukung sebagai upaya menciptakan tujuan wisata baru serta memperkuat kedaulatan pangan melalui modal sosial yang digali dari budaya tani masyarakat yang bersih dan apik.

“Masyarakat dapat lebih berpartisipasi seni budaya sehingga makin banyak seni budaya yang memperkuat posisi Jogja sebagai pusat seni budaya lokal yang diberi spirit kemajuan jaman,” kata Paku Alam IX.

umber: Jogjanews