DUA TRADISI YANG BERBEDA BERTEMU DI LESUNG DAN ALU


Orang timur bersungguh-sungguh meyakini bahwa makan adalah bagian ritual keseharian. Setelah bersantap, baik siang maupun malam, orang timur kerap melepasnya dengan obrolan-obrolan ngalor-ngidul dikawani secangkir kopi atau teh, atau bahkan dikawal oleh televisi. Tetapi, noni-noni asal Rotterdam ini, setelah menenggak sebutir utuh kelapa muda, setelah menyantap nasi gudangan telor asin plus sambel dan ingkung ayam, plus bolak-balik memadati takir mereka, rasa-rasanya jadi tergoda untuk ikut merancak tingkahan gejok lesung yang dimainkan oleh Bu Temu dan kawan-kawan dari wisata desa Candran Imogiri. Seorang nyonya, taruh kata memang dia yang paling dewasa lantaran sudah beranak satu, menyambar mikrofon dan mulai mengaba-abai menyanyikan sepotong lagu rakyat holanda. Gayung bersambut, noni-noni asal Rotterdam itu berbarengan membiki koor…eh-eh satu lagu lewat, lantaran diiringi gejok lesung Bu Temu dkk, masih kurang… Kini ditambah lagi dengan joget lingkaran khas Holanda…hurrraaa huraaaa…(muslikh)