Bagaimana menemukan Candran?


Tujuh belas kilometer dari Yogyakarta, Candran terletak di desa Kebonagung, kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul. Jika dewasa ini Yogyakarta menjadi salah satu destinasi terkemuka Indonesia, itu bukan sekedar berita. Yogya memiliki banyak museum, situs-situs bersejarah, pusat-pusat kerajinan, gunung dan pantai, dan tentu saja desa-desanya. Candran adalah salah satu destinasi wisata desa yang berbeda dibandingkan dengan desa-desa wisata lainnya. Candran-Kebonagung memiliki museum tani, ini atraksi yang tidak dimiliki desa-desa lainnya, dan pangsa yang disasar Candran-Kebonagung adalah wisata desa internasional.
Tahapan konsepsinya
1. Makam Raja-Raja Mataram dan Ngayogyakartahadiningrat yang terletak di Pajimatan dan Kali Opak di sebelah baratnya, di kali itu Danang Sutawijaya sang peletak Kerajaan Mataram II pernah melakukan tapa ngeli dengan cara mengikatkan diri pada sebatang pokok pohon dan menghanyutkan diri; maka letak Candran-Kebonagung yang berada di tengah-tengah kedua situs bersejarah itu, mendudukkannya sebagai destinasi privilese. Di makam Candran ditemukan peninggalan bata ukuran besar yang digunakan sebagai bahan bangunan Makam Raja-Raja Mataram. Tidak heran, karena salah seorang mandor pembuat bata di tepi Kali Opak itu adalah Ki Condro yang lokasi kediamannya kini didirikan Museum Tani Jawa Indonesia. Candran, dengan demikian, adalah situs yang menjadi bagian sejarah Jawa abad ke-16.
2. Tahapan menjadi destinasi wisata desa internasional, dimulai dengan test-case kerja lapangan mahasiswa UGM di Candran selama dua bulan pada tahun 2008.Masyarakat lokal mendapatkan suatu pemahaman pariwisata berkeadilan (le tourisme équitable) dan pariwisata setia kawan (le tourisme solidaire). Pemahaman ini dilanjutkan dengan pengembangan tatakelola budaya melalui festival-festival sebagai upaya tourism production branding yang menjadi persyaratan heritage Unesco. Dua festival produk masyarakat lokal yang sudah dikenal masyarakat luas adalah Festival Memedi Manuk dan Festival Ngliwet.

Oleh: Babe Muslikh Madiyant