Kampung Candran
Merupakan kampung yang masih mempertahankan keaslian tradisi budaya tani Jawa. Kampung Candran, dulu, adalah salah satu kampung tempat pembuatan bata merah bagi pembangunan Makam Sultan Agung Hanyokrowati di Imogiri.
Pelestarian budaya dan tradisi
Kampung Candran masih melestarikan kegiatan ritual Jawa: kenduri, nyadran, wiwitan, dan sebagainya. Kampung Candran memiliki kesenian Gejog Lesung, Nini Thowong, dan Tari Topeng Tani.
Sisa Sejarah
Kampung Candran memiliki pendopo joglo pemberian Paku Buwono VIII Keraton Surakarta. Pada waktu gempa, pendopo ini runtuh, tetapi masih dapat diperbaiki dan didirikan kembali.
Candran dan Institusinya
Di bekas kediaman Ki Condro, di kampung Candran, didirikan museum yang berupaya menjadi lembaga pelestari tradisi dan nilai kejuangan tani.
Melalui manajemen museum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat Candran, perencanaan pengembangan dan penggiatan berupa: pelestarian hamparan Sungai Opak, perikanan air tawar, menghidupkan perekonomian pertanian, budaya, kerajinan dan menjalin kerja sama dengan kegiatan kerajinan sekitar Imogiri yang meliputi, kerajinan keris , batik, wayang, dsb.
Candran dan laboratorium wisata
Sebagai kampung tertinggal, tetapi masih memiliki sisa-sisa sejarah tradisi dan budaya Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta, Candran berpeluang menjadi objek kajian dan penelitian berbasis budaya dan tradisi tani, sebagai contohnya pernah memenangkan juara I Nasional untuk bidang pertanian pada 1984 dan 1998.
Kampung Candran mengembangkan ‘ekonomi festival’ dan telah menyelenggarakan Festival Tandur antar-SMA se-DIY, Festival Memedi Manuk Nasional , Festival Ngliwet se-DIY, Festival Sahabat Tani se-DIY.
Candran sebagai destinasi
Candran dapat menjadi destinasi yang memiliki atraksi bersifat edukatif seperti pertanian tradisional, mengenal Makam Raja Imogiri, mengagumi Goa Cerme, menikmati pantai Parangtritis. Wisatawan menginap di homestay milik petani, bersepeda keliling desa, mengunjungi kerajinan batik, kerajinan keris, kerajinan wayang, dan berbelanja di pasar tradisional Imogiri.
Museum Tani Jawa Indonesia
Memiliki koleksi alat-alat pertanian zaman Mataram, baik dari jawa Tengah maupun Jawa Timur dan sekitarnya, sehingga dapat dijadikan pendidikan dan pengkajian sejarah pedesaan.
Potensi yang akan dikembangkan: 1. Wisata pendidikan budaya tani; 2. Wisata kuliner; 3. Wisata air di Sungai Opak; 4. Wisata tradisi dan budaya Jawa.
Kegiatan untuk permainan
•Tangkap belut, tangkap itik, tangkap ikan, dan membuat telur asin, belajar memakai kebaya dan jarik.
• Bersepeda, naik perahu naga, kano, dan memancing.
•Memberi pakan sapi/kerbau dan memandikan sapi/kerbau.
•Bersepeda ke pasar Imogiri dan belanja di pasar tradisional.